Masalah
Sosial Perekonomian Serta Pengaruh Sikap dan Cara Mengemis Terhadap Pendapatan Pengemis di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Latar Belakang Masalah
Mengingat semakin banyaknya masyarakat Aceh yang
berada pada kondisi ekonomi yang buruk mengakibatkan terjadinya masalah sosial
di masyarakat. Banyak faktor yang mengakibatkan kondisi ekonomi memburuk yang
akan berdampak terhadap kemiskinan. Salah satunya dikarnakan perekonomian yang
tidak berputar sehingga mengakibatkan masyarakat banyak yang menganggur.
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian, nyaebabkan oleh kemiskinan. Pengemis
yang dapat kita jumpai dari anak-anak, orang yang memiliki keterbatasan fisik
(cacat), sampai kepada orang yang memiliki fisik yang kuat dan normal, mereka
berlomba-lomba mencari nafkah dengan menjadi pengemis di jalanan , dicafe-cafe
dan tempat keramaian lainnya.
Pengemis yang kebanyakan memiliki fisik yang kuat
dan mampu untuk bekerja selain menjadi pengemis, akan tetapi banyak juga yang
memilih jalan menjadi pengemis dalam memenuhi kebutuhannya dikarnakan mengemis
merupakan pekerjaan yang memberikan pendapatan yang jelas walaupun berbeda-beda
jumlah setiap hari kepada mereka. Sehingga untuk mendapatkan pendapatan yang
banyak maka para pengemis mencari cara dan metode yang jitu untuk mendapatkan
penghasilan yang banyak juga. Bermacam-macam metode yang diterapkan dalam
melakukan aksinya menjadi pengemis, ada yang berpura-pura cacat untuk
memperoleh simpati masyarakat untuk memberikannya uang.
Kemiskinan memunculkan masalah sosial, seperti
perampokan, mabuk-mabukkan, juga dapat menjadikan seseorang kelainan jiwa karna
kemiskinan. Maka pembentukan sikap para pengemis sangat dipengaruhi oleh
lingkungan di sekitarannya. Karna semakin banyak orang yang dijumpai dalam
lingkungannya yaitu orang-orang yang miskin dan ttidak berpendidikan maka
membentuk dirinya dengan prilaku-prilaku orang di sekitar lingkungannya. Maka
ada pengemis yang bermoral dan tidak bermoral (amoral) . Peneliti dapati bahwa
banyak pengemis yang bermoral disebabkan karna latar belakang keluarganya dan
tempat tinggalnya semua merupakan kediaman orang-orang yang bermoral. Sehingga
terbentuklah moral yang sejalur dengan lingkungannya. Ada pula pengemis yang
tidak bermoral (amoral) juga dikarnakan lingkungan yang membentuknya artinya
lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap prilaku seseorang.
Pengemis yang bermoral akan mendorong para masyarakat untuk memberikannya
sedekah, karna sikap prilakunya yang baik,sabar, dan murah senyum terhadap
sesama. Sebenarnya pendidikan juga sangat penting untuk membentuk para pengemis
yang bermoral dan menyadarkan para pengemis bahwa mengemis merupakan perbuatan
yang dilarang dalam agama yaitu merupakan perbuatan yang hina. Sangat diperlukan
bimbingan khusus untuk para pengemis agar tidak malas dan terus mengasah diri,
menambah wawasan pada diri dan juga untuk terus berkreasi.
Peneliti juga menemukan bahwa terdapat beberapa
metode yang diterapkan oleh para pengemis dalam melakukan aksinya, menurut
pengamatan peneliti sendiri, peneliti
mendapati bahwa ada banyak pengemis yang memiliki fisik yang kuat dan mampu
untuk bekerja selain mengemis akan tetapi memilih jalan mengemis untuk memenuhi
kebutuhannya. Peneliti banyak menjumpai pengemis dengan fisik yang kuat akan tetapi
memilih jalan menjadi pengemis disebabkan dengan mengemis ia mendapatkan
pendapatan yang banyak, dan dengan mengemis setiap hari maka akan memberikannya
pendapatan setiap harinya.
pengamatan pertama yaitu pengamatan terhadap
pengemis perempuan yang berusia sekitar 40-an tahun dan terdapat ketidak
normalan pada salah satu mata pengemis tersebut. Peneliti mendapati bahwa
pengemis pada pengamatan ini berpenampilan mengenakan pakaian yang sudah sopak,
dengan memegang ember kecil di tangan kanannya sambil jongkok dan menyandarkan
badannya ke dinding. Peneliti sempat
merasa iba sekali ketika pertama melihat sang pengemis tersebut, penelitipun
mencoba tersenyum dengan sang pengemis tersebut, akan tetapi respon yang
diberikan tidak ada, maksudnya sang pengemis hanya melihat saja tanpa ekspresi. Tak
lama kemudian peneliti melihat pengemis tersebut juga beranjak pergi mengarah keluar
mesjid dan berjalan layaknya orang normal pada biasanya.
Tak jauh dari posisi pengamatan pertama, selanjutnya
peneliti mendapati pengemis laki-laki yang berusia sekitar 50-an tahun. Pada
pengamatan kedua ini, peneliti mendapati bahwa pengemis berpenampilan sederhana
dengan mengenakan baju yang tidak sopak dan sederhana. Ia duduk di halaman
sekitan mesjid dengan meletakkan ember kecil di depannya, ukuran kakinya yang
kecil menyulitkannya untuk berjalan, sehingga apabila ia ingin berpindah tempat
maka ia hanya bisa menyeret-nyeret kekinya. Pengamatan kali ini peneliti
mendapati sang pengemis murah tersenyum kepada setiap orang yang melihatnya
sehingga banyak orang yang memberikannya sedekah. Berbeda dengan pengemis
sebelumnya.
Bahkan ada pengemis yang dia akan marah apabila kita
memberikannya uang Rp.500,00 dan ia akan membuang uang itu, kadang juga sampai
memaki-maki orang lain yang memberikannya sedekah yang sedikit. Padahal sangat
jelas dikatakan dalam QS Al-Baqarah:273 bahwa Allah SWT berfirman: “Apa yang
kamu infakkan adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang usahanya karna
jihad di jalan Allah sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; orang lain
yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka
adalah orang-orang kaya karna mereka menjaga diri dari meminta-minta. Engkau
(Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara
paksa kepada orang lain. Adapun harta yang baik yang kamu infakkan, sugguh,
Allah Maha Mengetahui”. Dan juga sabda Rasulullah bahwa “tangan diatas
lebih baik dari tangan dibawah” beliau menyebut tentang sedekah dan menahan
diri untuk meminta - minta”.
Masalah Penelitian
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya masalah
sosial perekonomian di Aceh ?
2. Mengapa banyak masyarakat menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhannya ?
3. Bagaimana sikap / prilaku serta metode yang dilakukan para pengemis untuk mendapatkan pendapatan yang banyak ?
4. Apa yang mendorong masyarakat untuk memberikan sedekah kepada para pengemis ?
2. Mengapa banyak masyarakat menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhannya ?
3. Bagaimana sikap / prilaku serta metode yang dilakukan para pengemis untuk mendapatkan pendapatan yang banyak ?
4. Apa yang mendorong masyarakat untuk memberikan sedekah kepada para pengemis ?
No comments:
Post a Comment